Sabtu, 29 Maret 2014

0

Silogisme dan Entimem

1. Silogisme

Silogisme adalah suatu proses penalaran yang menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan yang merupakan proposisi ketiga. Proporsisi merupakan pernyataan yang dapat dinyatakan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung didalamnya (keraf, 1982). Silogisme terdiri atas tiga bagian: premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.

Premis mayor mengandung term mayor dari silogisme, merupakan generalisasi atau proposisi yang dianggap benar bagi semua unsur atau anggota kelas tertentu. Premis minor mengandung term minor atau tengah dari silogisme, berisi proposisi yang mengidentifikasi atau menunjuk sebuah hasil atau peristiwa khusus sebagai anggota dari kelas itu.Kesimpulan adalah proposisi yang menyatakan bahwa apa yang berlaku bagi seluruh kelas akan berlaku pula bagi anggota-anggotanya.

Contoh :

Premis Umum semua ilmuan adalah pemikir.
Premis Khusus Randi adalah ilmuan.
Simpulan         Jadi, Randi adalah pemikir.
Ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan silogisme, antara lain:

I.  Sebuah silogisme hanya terdiri dari tiga proposisi: premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.

II. Jika sebuah silogisme mengandung sebuah premis yang positif dan sebuah premis negatif (menggunakan kata tidak atau bukan) maka kesimpulannya harus negatif.

Contoh :

Premis Umum       Guru SD golongan III tidak perlu mengikuti program DII Guru SD.
Premis Khusus      Irfan adalah guru SD golongan III.
Simpulan                Karena itu, Irfan tidak perlu mengikuti program DII Guru SD.

III. Dari dua buah premis yang negatif tidak dapat ditarik kesimpulan.

Contoh :

Premis Umum    Indonesia bukanlah negara agama.
Premis Khusus   Anto adalah orang yang tidak memiliki agama
Simpulan            Jadi, Anto adalah orang Indonesia.

IV. Premis mayor yang benar belum tentu menghasilkan kesimpulan yang benar jika proses penyimpulannya keliru.

Contoh :

Premis Umum     Manusia adalah makhluk berakal budi.
Premis Khusus   Dani bodoh.
Simpulan            Jadi, Dani  bukan manusia.

2. Entimem

Entimem adalah silogisme yang dipersingkat. Dalam kenyataannya tidak banyak yang menggunakan bentuk silogisme yang lengkap dalam kehidupan sehari-hari. Demi kepraktisan, bagian silogisme yang dianggap telah dipahami, dihilangkan (Guinn dan Mather, 1987; Suparno 2004).

Contoh :

Premis Umum       Semua preman adalah penindas orang yang sedang kesusahan.
Premis Khusus      Ferdi adalah seorang preman.
Simpulan                Ferdi adalah penindas orang yang sedang kesusahan.
Entimem                 Ferdi adalah preman, penindas orang yang sedang kesusahan.

3. Rantai Deduksi

Penalaran jenis ini adalah perpaduan antara silogisme-silogisme yang terdapat pada semua jenis Penalaran Deduksi.

Contoh kalimat :

· Saya tidak menyukai buah durian.
Karena buah durian baunya menyengat.

Ibu saya membelikan saya buah durian.

Jadi saya tidak memakannya.

· Saya menyukai olah raga futsal.
Karena futsal adalah olah raga kegemaran saya.

Teman saya mengajak saya bermain futsal.


Jadi saya menerima ajakan teman saya.


sumber : Dyas Puspandari. 2009. Bahasa Indonesia Politeknik Telkom. Bandung: Politeknik Telkom
0

Deduktif

Penalaran deduktif adalah menarik kesimpulan khusus dari premis yang lebih umum. Jika premis benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, maka dapat dipastikan hasil kesimpulannya benar. Jika penalaran induktif erat kaitannya dengan statistika, maka penalaran deduktif erat dengan matematika khususnya matematika logika dan teori himpunan dan bilangan.

Contoh penalaran deduktif :

Semua binatang akan mati (premis mayor)
Gajah adalah binatang (premis minor)
Jadi : gajah akan mati (konklusi)

sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran

Senin, 24 Maret 2014

0

Penalaran dan Proposisi

A. Penalaran

   Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empiric) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan berbentuk proposisi-proposisi yang sejenis,berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar,orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.proses inilah yang disebut menalar. Ada dua metode dalam penalaran,yaitu deduktif dan induktif.

  Penalaran Deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Penalaran ini lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau empiri. Dengan kata lain penalaran induktif adalah proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus yang bersifat individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum.

Metode induktif

1. Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. 

Contoh:
 
  • Jika dipanaskan, besi memuai.
  • Jika dipanaskan, tembaga memuai.
  • Jika dipanaskan, emas memuai.
  • Jika dipanaskan, platina memuai.

  • Jika dipanaskan, logam memuai.
  • Jika ada udara, manusia akan hidup.
  • Jika ada udara, hewan akan hidup.
  • Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
  • Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

Metode deduktif

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

B.Proposisi

   Proposisi adalah ekspresi verbal dari putusan yang berisi pengakuan atau pengingkaran suatu (predikat) terhadap sesuatu yang lain (subyek) yang dapat dinilai benar atau salah. Dengan kata lain, proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau term-term yang membentuk kalimat. Kaliimat Tanya,kalimat perintah, kalimat harapan , dan kalimat inversi tidak dapa disebut proposisi .

   Hanya kalimat berita yang netral yang dapat disebut proposisi. Tetapi kalimat-kalimat itu dapat dijadikan proposisi apabila diubah bentuknya menjadi kalimat berita yang netral.

Jenis-Jenis Proposisi

Proposisi dapat dipandang dari 4 kriteria, yaitu berdasarkan :
1.Berdasarkan bentuk
proposisi dapat dibagi menjadi 2, yaitu :

a) Tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat atau hanya mengandung satu pernyataan.
Contoh :
• Semua mahasiswa harus berusaha keras.
• Setiap pemuda adalah calon pemimpin bangsa.

b) Majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan lebih dari satu predikat.

Contoh :
• Semua mahasiswa harus belajar dengan keras dan optimis.
• vian bernyanyi dan berjoget.

2.Berdasarkan sifat
proporsis dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:

a) Kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak membutuhkan / memerlukan syarat apapun.
Contoh:
• Semua meja di ruangan ini pasti berwarna coklat.
• Semua daun pasti berwarna hijau.

b) Kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam hubungan subjek dan predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu: proposisi kondisional hipotesis dan disjungtif.
Contoh proposisi kondisional:
• jika hari mendung maka akan turun hujan
Contoh proposisi kondisional hipotesis:
• Jika harga BBM turun maka rakyat akan bergembira.
Contoh proposisi kondisional disjungtif:
• rinaldi pemain sinetron atau bintang iklan.

3.Berdasarkan kualitas
proposisi juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

a) Positif(afirmatif) adalah proposisi yang membenarkan adanya persesuaian hubungan antar subjek dan predikat.
Contoh:
• Semua dokter adalah orang pintar.
• Sebagian manusia adalah bersifat sosial.

b) Negatif adalah proposisi yang menyatakan bahawa antara subjek dan predikat tidak mempunyai hubungan.
Contoh:
• Semua kelinci bukanlah hamster.
• Tidak ada seorang lelaki pun yang mengenakan rok.

4.Berdasarkan kuantitas.
proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:

a) Umum adalah predikat proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh subjek.
Contoh:
• Semua gajah bukanlah kera.
• Tidak seekor gajah pun adalah kera.

b) Khusus adalah predikat proposisi hanya membenarkan atau mengingkari sebagian subjeknya.
Contoh:
• Sebagian mahasiswa gemar bernyanyi.
• Tidak semua mahasiswa pandai menari.

sumber : http://dzuriyatunthoyibh.blogspot.com/2012/06/pengertian-proposisi-term-penalaran-dan.html
0

Inferensi

    Inferensi merupakan sebuah pekerjaan bagai pendengar (pembaca) yang selalu terlibat dalam tindak tutur selalu harus siap dilaksanakan ialah inferensi. Inferensi dilakukan untuk sampai pada suatu penafsiran makna tentang ungkapan-ungkapan yang diterima dan pembicara atau (penulis). Dalam keadaan bagaimanapun seorang pendengar (pembaca) mengadakan inferensi.

    Pengertian inferensi yang umum ialah proses yang harus dilakukan pembaca (pendengar) untuk melalui makna harfiah tentang apa yang ditulis (diucapkan) samapai pada yang diinginkan oleh saorang penulis (pembicara).

    Inferensi atau kesimpulan sering harus dibuat sendiri oleh pendengar atau pembicara karena dia tidak mengetahui apa makna yang sebenarnya yang dimaksudkan oleh pembicara/penulis. Karena jalan pikiran pembicara mungkin saja berbeda dengan jalan pikiran pendengar, mungkin saja kesimpulan pendengar meleset atau bahkan salah sama sekali. Apabila ini terjadi maka pendengar harus membuat inferensi lagi. Inferensi terjadi jika proses yang harus dilakukan oleh pendengar atau pembaca untuk memahami makna yang secara harfiah tidak terdapat pada tuturan yang diungkapkan oleh pembicara atau penulis. Pendengar atau pembaca dituntut untuk mampu memahami informasi (maksud) pembicara atau penulis.

   Inferensi adalah membuat simpulan berdasarkan ungkapan dan konteks penggunaannya. Dalam membuat inferensi perlu dipertimbangkan implikatur. Implikatur adalah makna tidak langsung atau makna tersirat yang ditimbulkan oleh apa yang terkatakan (eksplikatur).

a.Inferensi Langsung

Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari hanya satu premis (proposisi yang digunakan untuk penarikan kesimpulan). Konklusi yang ditarik tidak boleh lebih luas dari premisnya.

Contoh:
Bu, besok temanku berulang tahun. Saya diundang makan malam. Tapi saya tidak punya baju baru, kadonya lagi belum ada”.
Maka inferensi dari ungkapan tersebut: bahwa tidak bisa pergi ke ulang tahun temanya.

Contoh:
Pohon yang di tanam pak Budi setahun lalu hidup.
Dari premis tersebut dapat kita lansung menari kesimpulan (inferensi) bahwa: pohon yang ditanam pak budi setahun yang lalu tidak mati.

b.Inferensi Tak Langsung

Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari dua / lebih premis. Proses akal budi membentuk sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan proposisi-preposisi lama.

Contoh:
A : Anak-anak begitu gembira ketika ibu memberikan bekal makanan.
B : Sayang gudegnya agak sedikit saya bawa.
Inferensi yang menjembatani kedua ujaran tersebut misalnya (C) berikut ini.
C : Bekal yang dibawa ibu lauknya gudek komplit.

Contoh yang lain;
A : Saya melihat ke dalam kamar itu.
B : Plafonnya sangat tinggi.
Sebagai missing link diberikan inferensi, misalnya:
C: kamar itu memiliki plafon

sumber : http://danspurnomo.blogspot.com/2014/03/definisi-proporsi-efisiensi-cara.html
0

Wujud Evidensi

     Pada hakikatnya evidensi adalah semua yang ada semua kesaksian,semua informasi,atau autoritas yang dihubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran, fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh dicampur adukan dengan apa yang di kenal sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam wujud yang paling rendah. Evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang di maksud dengan data atau informasi adlah bahan keterangan yang di peroleh dari suatu sumber tertentu.

Cara mernguji data :
Data dan informasi yang di gunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap di gunakan sebagai evidensi. Di bawah ini beberapa cara yang dapat di gunakan untuk pengujian tersebut.
1.Observasi
2.Kesaksian
3.Autoritas

Cara menguji fakta :
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta,maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilitian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakinan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
1.Konsistensi
  • adalah melakukan suatu kegiatan secara terus menerus dengan tekun dan benar tanpa keluar dari jalur atau batasan batasan yang telah di tentukan maupun sesuai dengan ucapan yang telah dilontarkan. konsisten salah satu sikap dari manusia yang sifatnya adalah untuk memegang teguh suatu prinsip atau pendirian dari segala hal yang telah di tentukan.
2.Koherensi
  • adalah bagaimana membuat peralihan-peralihan yang jelas antar ide-ide, membuat  hubungan yang jelas antar kalimat dari sebuah paragraph dan membuat hubungan antar paragraph jelas dan mempermudah para pembaca untuk mengerti. Koherensi haruslah jelas, lengkap, susunan serta pengembangan materinya harus logis.

Cara menguji autoritas :
Seorang penulis yang objektif selalu menghidari semua desas-desus atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental.
1. Tidak mengandung prasangka
  • Pendapat disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli atau didasarkan pada hasil eksperimen yang dilakukannya.
2. Pengalaman dan pendidikan autoritas
  • Dasar kedua menyangkut pengalaman dan pendidikan autoritas. Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal. Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelitian yang dilakukan, presentasi hasil penelitian dan pendapatnya akan memperkuat kedudukannya.
3. Kemashuran dan prestise
  • Ketiga yang harus diperhatikan adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain.
4. Koherensi dengan kemajuan
  • Hal keempat adalah apakah pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu.
sumber : http://rudybyo.blogspot.com/2012/03/v-pengertian-dari-proposisievidensi-dan.html
                http://wikipedia.com

Selasa, 18 Maret 2014

0

Kutipan dan Daftar Pustaka

A. Pengertian Kutipan

     Kutipan adalah pinjaman sebuah kalimat ataupun pendapat dari seseorang pengarang atau seseorang, baik berupa tulisan dalam buku, kamus, ensiklopedia, artiket, laporan, majalah, koran, surat kabar atau bentuk tulisan lainnya, maupun dalam bentuk lisan misal media elektronika seperti TV, radio, internet, dan lain sebagainya. Tujuannya sebagai pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan.

     Bahan-bahan yang dimasukkan dalam sebagai kutipan adalah bahan yang tidak atau belum menjadi pengetahuan umum, hasil-hasil penelitian terbaru dan pendapat-pendapat seseorang yang tidak atau belum menjadi pendapat umum. Jadi, pendapat pribadi tidak perlu dimasukkan sebagai kutipan. Dalam mengutip kita harus menyebutkan sumbernya. Hal itu dimaksudkan sebagai pernyataan penghormatan kepada orang yang pendapatnya dikutip dan sebagai pembuktian akan kebenaran kutipan tersebut.

B. Prinsip Mengutip.

    Dalam mengutip kita harus menyebutkan sumbernya. Hal itu dimaksudkan sebagai pernyataan penghormatan kepada orang yang pendapatnya dikutip ,dan sebagai pembuktian akan kebenaran kutipan tersebut. Cara penyebutan kutioan ada 2 cara,yaitu system catatan kaki dan sistem catatan langsung ( catatan perut ).Kita harus memilih salah satu dan harus konsisten.

 C. Jenis Kutipan.

    Menurut jenisnya kutipan dapat dibedakan atas kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.

    Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sebuah teks aslinya.

    Sebaliknya, kutipan tidak langsung adalah pinjaman pendapat dari seorang penulis atau tokoh terkenal berupa saripati atau ikhtisar dari pendapat tersebut.

     Perbedaan antara kedua jenis kutipan hendaknya harus benar-benar diperhatikan karena akan membantu konsekuensi yang berlainan bila dimasukkan ke dalam teka. Dalam hubungan ini, cara mengambil bahan dari buku-buku ketika mengumpulkan data akan sangat membantu.

     Kutipan langgsung harus dimasukkan ke dalam tanda kutip,sedangkan kutipan tidak langsung tidak diapit oleh tanda kutip


D. Teknik Mengutip.

     Mengutip atau merujuk dapat dilakukan dengan mengambil pendapat atau temuan orang lain, baik secara langsung maupun tiak langsung. Pengutipan semacam ini dilakukan dengan merujuk kepada nama penulis dan karyanya yang dimaksud. Nama penulis yang dipakai adalah nama keluarga, nam amarga , atau nama akhir tanpa menuliskan gelar atau jabatannya. Apabila sumber yang dikutip ditulis satu dan/atau dua orang, maka nama penulis dituliskan semua pada setiap kali diacuh. Bila yang dikutip adalah yang ditulis oleh tiga penulis, maka nama penulis pertama saja yang ditulis diikuti singkatan dkk ( dan kawan-kawan) atau singkatan et al (et alli atau et aliae), misalnya, Hasanuddin, Dkl.

E. Daftar Pustaka.

    Daftar pustaka atau biasa juga disebut bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul-judul buku, artikel, makalah, dan bahan-bahan dalam bentuk lainnya yang dijadikan sumber atau rujukan untuk sebuah buku atau bentuk tulisan lain.

 1. Unsur Daftar Pustaka.

Unsur yang paling penting yang harus dimasukkan ke dalam daftar pustaka antara lain sebagai berikut :
-Nama penulis, ditulis secara lengkap
-Judul buku, juga termasuk anak judulnya atau judul tambahan
-Data publikasi, meliputi nama penerbit, tahun terbit, dan di mana terbitnya buku tersebut. Jika perlu sertakan cetakan ke berapa.
-Untuk artikel atau tulisan di majalah, perlu ditulis juga nama pengarangnya, judul artikel, nama majalah, nomor, dan tahun terbit.

2. Teknik Penulisan.

    Cara menulis daftar pustaka tidaklah seragam, terutama diakibatkan oleh sifat bahan referensi itu. Cara penyusunan daftar pustaka untuk buku dan majalah tentu berbeda. Namun ada tiga pokok yang selalu harus dicantumkan: penulis, judul, dan data-data publikasi.

Urutan cara menulis daftar pustaka pada umumnya adalah sebagai berikut.
Nama penulis. Tahun terbit. Judul buku. Kota terbit: Nama penerbit

Catatan urutan:
Jika nama penulis mempunyai dua kata, tulis kata terakhir dulu, pisahkan dengan tanda koma Setelah nama pengarang, kemudian beri tanda titik untuk menuliskan tahun terbit. Judul buku ditulis dengan italic. Setelah judul, beri tanda titik, kemudian tulis kota terbit.Setelah kota terbit beri tanda titik dua, kemudian tulis nama penerbit.

sumber: http://tyanovy.blogspot.com/2013/01/kutipanabstrakdaftar-pustaka.html




0

Alinea

A. Pengertian Alinea.

     Alinea adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Alinea diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari kalimat dari sudut pandang komposisi, alinea sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab karangan formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri atas satu alinea. Jadi, tanpa kemampuan menyusun alinea tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.

B. Struktur Alinea.

     Berdasarkan fungsinya, kalimat yang membangun alinea pada umumnya dapat diklasifikasikan atas dua macam, yaitu :

    Kalimat Utama : Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir paragraf. Kalimat utama adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.

    Kalimat Penjelas : Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberi penjelasan tentang gagasan pokok.Kalimat penjelas harus senantiasa menjabarkan gagasan yang dinyatakan dalam kalimat topik

C. Tujuan Pembentukan Alinea .

    Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan suatu tema dari tema yang lain. Oleh sebab itu alinea hanya boleh mengan dung suatu tema, bila terdapat dua tema, maka dipecahkan menjadi dua alinea.

    Memisahkan dan menegaskan perkataan secara wajar dan formal, untuk memungkinkan kita berhenti lebih lama daripada perhatian pada akhir kalimat. Dengan perhentian yang lrbih lama ini, konsentrasi terhadap tema alinea lebih terarah.

D. Macam-Macam Alinea .

Berdasarkan sifat dan tujuannya, alinea dapat dibedakan menjadi :

    Alinea Pembuka
    Alinea Penghubung
    Alinea Penutup

Berdasarkan sifat isinya, alinea dapat dibedakan menjadi :

    Alinea persuatif
    Alinea argumentatif
    Alinea naratif
    Alinea deskriptif
    Alinea ekspositoris

Berdasarkan fungsi, alinea dapat dibedakan menjadi :

    Alinea Pembuka
    Alinea Pengembang
    Alinea Penutup

sumber:http://mziadilmi.blogspot.com/2013/01/pengertianstrukturtujuanmacam.html

0

Kalimat Efektif

 
A. Pengertian kalimat efektif.

      Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran pada pendengar atau pembaca. Dengan kata lain, kalimat efektif  adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya

B.Unsur-unsur kalimat efektif.

       Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa Indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata dalam kalimat, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni subjek dan predikat. Unsur yang lain (objek, pelengkap, dan keterangan) dalam suatu kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.


C. Syarat-syarat kalimat efektif.

 1. Kesepadanan struktur kata.

      Kesepadanan ialah keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa yang digunakan. Kesepadanan kalimat dibangun melalui kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Kesatuan menunjuk bahwa dalam satu kalimat hendaknya hanya ada satu ide pokok. Satu ide pokok tidak diartikan sebagai ide tunggal, tetapi ide yang dapat dikembangkan ke dalam beberapa ide penjelas.

Beberapa ciri kesepadanan :

  •     Memiliki struktur yang jelas.
  •     Kejelasan subjek dan predikat dapat dilakukan  dengan menggunakan kata depan. Contoh : di,dalam,   bagi, untuk, pada, dan sebagainya yang dapat ditempatkan didepan subjek.
  •     Tidak terdapat subjek ganda.
  •      Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.

Contoh :

  •     Iwan pergi kesekolah, kemudian Iwan pergi kerumah pamannya untuk mengambil pakaian. (tidak efektif).
  •     Iwan pergi kesekolah, kemudian kerumah pamannya untuk mengambil pakaian. (efektif).

 2. Keparalelan atau kesejajaran bentuk.

       Keparalelan atau kesejajaran bentuk adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalamkalimat. Bila bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina. Demikian pula bila menggunakan bentuk-bentuk lain.

Contoh :

    Harga bahan bakar dibekukan atau kenaikan secara wajar.

 3. Ketegasan atau penekanan kata.

     Merupakan perlakuan khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan. Ada beberapa cara penekanan dalam kalimat:


     1   Meletakkan kata yang ditonjolkan pada awal kalimat. contoh:

          Persoalan itu dapat di selesaikan dengan mudah.

     2.   Melakukkan pengulangan. contoh :
           

           Saudara-saudara, kita tidak suka dibohongi, kita tidak suka ditipu.

     3.   Melakukkan pengontrasian kata kunci. contoh:
 

           Informasi ini tidak bersifat sementara, tetapi bersifat tetap.

     4.   Menggunakkan partikel penegasan. contoh:

           Meskipun hujan turun, Ia tetap bersemngat berangkat kuliah.

4. Kehematan kata.

      Kehematan adalah upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu jadi kata menjadi padat berisi. Dapat dilakukan dengan cara:


  •     Menghilangkan pengulangan subyek.
  •     Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
  •     Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
  •     Kehematan dengan tidak menjamakkan kata yang sudah jamak.

 5. Kesatuan gagasan.

     Kesatuan gagasan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat, contoh:


  •     Berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan memberi pengarahan kepada pegawai baru.

 6. Kelogisan.

     Kelogisan adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal dan penulisannya sesuai EYD, contoh:

  •     Jalur ini terhambat oleh iring- iringan jenazah.
  •     Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki.

sumber :  http://www.pengertianahli.com/2013/11/pengertian-kalimat-efektif.html