Dalam era
demokrasi terpimpin, Presiden soekarno menjalankan sistem Ekonomi Terpimpin.
Dalam sistem ekonomi ini, presiden secara langsung terlibat dan mengatur
perekonomian. Seluruh kegiatan perekonomian terpusat pada pemerintah pusat.
Akibatnya, kegiatan perekonomian di daerah menjadi terganggu dan menurun.
Istilah sistem
ekonomi terpimpin dicetuskan oleh Soerjadi. Soerjadi memakai nama sistem
ekonomi terpimpin karena istilah tersebut dipakai oleh MPRS dan terdapat UU.
Soerjadi berpendapat bahwa ekonomi terpimpin adalah kebalikan dari perekonomian
liberal. Menurutnya, ekonomi liberal adalah kehidupan ekonomi dimana mekanisme
harga dijadikan pedoman dalam proses produksi dan pemerintah tidak turut
mempengaruhi perkembangan harga tersebut, dan jika pemerintah turut campur
mempengaruhi mekanisme harga, maka sistem ekonomi tersebut disebut ekonomi
terpimpin (Soerjadi, 1965). Soerjadi menambahkan bahwa ekonomi terpimpin adalah
ekonomi berencana, ekonomi yang digerakkan oleh suatu rencana yang dibikin dan
dilaksanakan secara sadar oleh pemerintah untuk menghadapi permasalahan
ekonomi.
Volume uang
yang meningkat akibat defisit dan arus uang yang cepat, tidak membangkitkan
produksi atau melancarkan distribusi barang. Beberapa usaha untuk memecahkan
masalah permasalahan ekonomi Indonesia pun dilakukan pemerintah. Salah satunya
adalah melalui deklarasi ekonomi pada 28 Maret 1963. Akan tetapi, kebijakan ini
tidak bisa mengatasi permasalahan ekonomi di Indonesia.
Sebagai
penggantinya, pemerintah mengeluarkan tiga buah kebijakan di bidang ekonomi pada
17 April 1964. Namun kebijakan-kebijakan itu ternyata tidak mampu mengatasi
kesulitan-kesulitan ekonomi yang melanda Indonesia.
sumber :
http://www.anneahira.com/masa-demokrasi-terpimpin.htm
0 comments:
Posting Komentar